Selasa, 10 Februari 2009

prihatinan soal kekerasan

prihatinan soal kekerasan

Liston P. Siregar
Wartawan BBC Siaran Indonesia



Jimmy Mizen
Kematian Jimmy Mizen dikenang keluarga dan teman-teman
Sebanyak 500 orang berkumpul memperingati satu minggu tewasnya Jimmy Mizen di Lee, London Tenggara, Sabtu siang (17/05).

Peringatan itu sepertinya jadi bukan hanya untuk Jimmy saja, tapi semacam pesan sudah saatnya untuk menghentikan kekerasan di kalangan kaum muda.

"Mungkin sudah saatnya kita melihat kepada diri kita senidri, melihat kepada nilai-nilai kita," tutur Barry Mizen, ayah Jimmy.

Jimmy tewas pekan lalu, ketika sedang membeli lotere untuk merayakan ulang tahun ke 16-nya yang jatuh sehari sebelumnya, dia bertengkar dengan seorang anak muda lain.

Jimmy menolak ketika dia ajak duel di luar toko dan dia pergi ke toko roti sebelahnya, tapi anak muda tadi tak senang dan memburunya ke toko roti dengan membawa papan kayu dan memecahkan kaca di toko roti itu.

Jimmy tewas di tempat terkena pecahan kaca.

Mengejutkan orang

Berita tewasnya Jimmy mengejutkan banyak orang. Bukan karena dia kasus pertama tapi karena masih saja bertambah jumlah remaja yang tewas di London, seperti tak henti-hentinya.


Jimmy Mizen
Jimmy diyakini menghindari perkelahian sebelumnya

Tahun 2008, yang belum berjalan setengah, jadi sampai 10 Mei pekan lalu ketika Jimmy tewas, tercatat 13 remaja London mati karena kekerasan.

Kalau mau dihitung rata-rata berarti sekitar 2 remaja di London tewas dalam waktu 1 bulan.

Hanya di London pendengar. Kategori remaja itu adalah mereka yang belasan tahun atau 20 tahun ke bawah.

Dari 13 yang tewas itu, sebagian besar ditikam, dan lainnya karena dipukul habis-habisan dan 1 orang ditembak.

Beberapa diantaranya adalah karena perkelahian antar-gang.

Nesju masih belasan tahun tapi mereka sudah aktif dalam gang kekerasan dan kelompok yang satu tak bisa ketemu dengan kelompok yang lain.

Umumnya mereka berkelompok berdasarkan tempat tinggal, dan itulah sebabnya disebut kelompok kode pos.

Tapi tak semuanya karena perkelahian antar gang. Ada juga yang sedang sial saja, seperti Jimmy Mizen atau Alexander Jones yang sedang berada di dalam rumahnya dan kedatangan dua orang yang tanpa ba bu langsung menikamnya. Belakangan ketahuan dua orang pembunuhnya itu salah sasaran.

Tugas berat

Ini tugas berat bagi Walikota London, Boris Johnson, yang baru terpilih awal Mei ini.


Boris Johnson
Boris Johnson terpilih sebagai walikota London awal Mei

Dan, memang mengatasi kekerasan di kalangan remaja London , dan kekerasan pada umumnya merupakan tema kampanyenya.

Sejauh ini dia baru bertekad untuk menambah personel kepolisian.

Sementara itu Kepolisian London memutuskan untuk menghentikan siapa saja yang dicurigai kemungkinan membawa senjata tajam, sebuah keputusan yang disambut baik oleh Boris Joyhnson.

Dan Rabu kemarin tim pertama dengan 15 petugasnya dikerahkan di sebuah kawasan London yang tak disebut namanya.

Mereka secara progresif memeriksa siapa saja yang mereka anggap perlu diperiksa.

Sudah ada 5 tim lagi yang disiapkan dan dalam beberapa pekan ke depan 10 tim akan bergerak dari satu daerah ke daerah lain untuk memastikan orang tidak membawa senjata.

Beres? Tak ada jaminan pendengar, sementara itu seorang politisi kubu oposisi, Jenny Jones dari Partai Hijau menentang langkah itu.

"Razia terhadap anak muda itu dalam jangka panjang akan membuat anak muda jadi terasing," tuturnya.

Di sebuah negara modern yang menempatkan privasy sebagai hal penting, suara Jenny Jones itu memang beralasan, namuan tewasnya 13 kaum muda di London dalam waktu 5 bulan membuat gema suara Jenny Jones tak terlalu bergema.

Tidak ada komentar: