Selasa, 10 Februari 2009

Kontroversi video Pangeran Harry

Kontroversi video Pangeran Harry


Anton Alifandi
Produser BBC Siaran Indonesia



Pangeran Harry memperkuat jajaran militer Inggris
Sebagaimana pendahulunya, Pangeran Harry masuk dinas militer Inggris
What's in a name? Apalah arti sebuah nama? Demikian menurut William Shakespeare dalam Romeo and Juliet. Bunga yang kita sebut sebagai mawar akan tetap wangi seandainya kita sebut dengan nama yang berbeda.

Tapi ternyata di Inggris pada abad ke 21 persoalannya tidak sesederhana itu. Pangeran Charles minggu ini ramai diberitakan karena terungkap bahwa dia menyebut temannya main polo, seorang warga Inggris kelahiran India bernama Kollin Dhillon dengan julukan Sooty alias si jelaga karena kulitnya yang hitam.

Julukan sang pangeran ini terungkap setelah sebelumnya, putranya yang ke dua, Pangeran Harry, ketahuan menyebut seorang rekannya sesama perwira keturunan Pakistan, Paki.

Istilah tersebut di Inggris dianggap sebagai hinaan rasial untuk orang-orang keturunan Pakistan.

Dalam video yang sama, Pangeran Harry terdengar menyebut seseorang dengan sebutan raghead, alias si kepala serbet, sebutan yang menghina untuk orang-orang Timur Tengah.

Media massa Inggris langsung heboh dengan ucapan pewaris ke tiga tahta kerajaan yang dipandang tidak peka dan rasis.

Perdana Menteri pun dimintai komentar, dia mengatakan sang pangeran memang salah ucap tapi rakyat pasti akan mengerti dan toh dia sudah meminta maaf.

'Sudah memaafkan'

Pangeran Harry sendiri menurut juru bicaranya mengatakan ucapan 'Paki' tidak dimaksudkan untuk menghina kawan akrabnya sesama perwira, dan perwira Pakistan itu sendiri mengatakan sudah memaafkan Harry.


Pangeran Harry pernah bertugas di Afghanistan
Pangeran Harry juga pernah bertugas di Afghanistan

Walaupun begitu tetap saja, Pangeran harry akan diperiksa oleh perwira atasannya.

Orang-orang yang mendukung pangeran Harry balik menuduh koran-koran yang mengungkit-ungkit perkataan yang terungkap tiga tahun sebelumnya, ketika sang pangeran belum sedewasa sekarang.

Saya sendiri tidak selalu paham mana nama julukan yang bisa diterima dan mana yang melanggar sopan santun di Inggris.

Secara umum saya kira di negara ini julukan yang bersifat fisik, warna kulit atau ras adalah panggilan yang tidak bisa diterima.

Istilah Paki atau kata -kata senada yang ditujukan kepada orang-orang kulit hitam merupakan kata-kata hinaan, terlebih apabila diucapkan dengan penuh bisa.

Tetapi sekali-sekali, kata-kata itu diucapkan dengan nada berhabat dalam pergaulan dua teman akrab.

Orang yang disebut Sooty oleh pangeran Charles misalnya, mengatakan julukan itu sudah puluhan tahun dipakai untuk dirinya dan maksudnya bukan untuk menghina dia dan dia sendiri tidak merasa terhina.

Masa lalu negara ini tampaknya ikut berperan dalam menentukan istilah-istilah yang patut dan sopan.

Pada zaman kolonial julukan-julukan rasial atau warna kulit memang dipakai untuk merendahkan masyarakat non Eropa.

Di Inggris kata negro dulu dianggap bisa diterima, sekarang istilah yang lebih umum adalah blacks, atau di Amerika Serikat, African American.

Jadi tampaknya ucapan Juliet dalam karya William Shakespeare tidak pas apabila menyangkut penamaan seseorang.

Julukan yang meleset sedikit, bisa menimbulkan salah faham yang besar.

Tidak ada komentar: